OXFORD - Ilmuwan asal Inggris, Sir Roger Penrose, adalah salah satu pemenang Nobel Fisika tahun 2020 berkat risetnya tentang fenomena lubang hitam. Belum lama ini, dia mengutarakan teori mengejutkan bahwa pernah ada alam semesta lain di luar alam semesta yang ada pada saat ini.
Apa yang jadi landasan keyakinannya itu? Sir Roger mengklaim ada titik-titik radiasi elektromagnetis tak terjelaskan yang bertebaran di antariksa. Ia menjulukinya sebagai 'Titik Hawking' dan kemungkinan adalah sisa-sisa alam semesta yang ada sebelum Big Bang atau ledakan besar.
Seperti diketahui, Big Bang diyakini dari sisi sains sebagai awal mula alam semesta. Menurut Sir Roger yang menyebut mendiang Stephen Hawking sebagai salah satu gurunya itu, sudah ada teori bahwa Big Bang merupakan akhir dari sebuah alam semesta dan permulaan dari alam semesta lain atau berikutnya.
Dikutip detikINET dari Metro, ia mengakui bahwa teori bersangkutan memang kontroversial. Akan tetap begitu pula dulu anggapan orang tentang lubang hitam sebelum akhirnya diakui secara luas di dunia sains.
Menurut teori Penrose, Titik Hawking merupakan sisa terakhir dari energi yang dikenal sebagai radiasi Hawking, yang ditransfer oleh lubang hitam dari alam semesta sebelumnya. Jadi pada dasarnya, alam semesta berkembang, berekspansi dan tamat dengan lubang hitam meninggalkan jejaknya di alam semesta berikutnya.
Tidak diketahui sampai berapa lama lubang hitam akan benar-benar menghabiskan sisa-sisa dari alam semesta lama. Namun diperkirakan lebih lama dari usia alam semesta saat ini yang mencapai 13,8 miliar tahun.
"Big Bang bukanlah permulaan. Ada sesuatu sebelum Big Bang dan itu pula yang akan kita alami pada masa depan," kata SIr Roger. Dengan kata lain nantinya, saat alam semesta yang ada saat ini sudah musnah, mungkin akan lahir lagi alam semesta baru pada masa selanjutnya.
Roger Penrose (kelahiran 1931) adalah profesor di Universitas Oxford. Hasil riset Penrose yang dipublikasikan tahun 1965 tentang lubang hitam, disebut sebagai kontribusi paling penting bagi teori relativitas umum sejak dirilis Einstein. (*)