Desa Teratak Bawah "Diserang" Belasan Gajah

Ahad, 04 April 2021

Belasan gajah liar merusak lahan sawit warga Desa Teratak Bawah Kecamatan Logas Tanah Darat sejak Rabu (31/3/2021) malam dan hingga Ahad (4/4/2021) pagi.

KUANSING (RUANGRIAU) - Pada 15 Maret 2021 lalu, Desa Gunung Melintang, Kecamatan Kuantan Hilir diserang kawanan gajah. Kini, giliran warga Desa Teratak Bawah, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dibuat resah dengan hewan yang dilindungi tersebut.

Kawanan gajah yang berjumlah 17 ekor itu "meneror" warga. Data Pemerintah Desa Teratak Bawah menyebutkan, sekira 10 hektare (Ha) tanaman sawit, tempat pembibitan sawit rusak dan dua rumah gubuk warga porak-poranda.

Hal ini dibenarkan Kepala Desa Teratak Bawah Nasripan. Ia mengatakan kawanan gajah tersebut masuk ke wilayah desa sejak Rabu (31/3/2021) malam dan hingga Ahad (4/4/2021) pagi masih berkeliaran di kawasan desa.

''Kejadian ini baru kali pertama selama 10 tahun terakhir. Warga pun resah. Bahkan ada yang menangis melihat kebun mereka rusak,'' kata Nasripan.

Melihat hal ini, kata Nasripan, Pemerintah Desa telah mengambil langkah-langkah. Seperti melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

''Katanya, hari Sabtu dan Ahad ini ada konfirmasi dari BKSDA, akan menerjunkan petugas ke lapangan. Tapi sampai sekarang belum ada. Baru dari TNTN, itupun hanya satu orang,'' katanya.

Selain itu, katanya, masyarakat dibantu petugas TNTN sudah melakukan berbagai upaya pengusiran agar kawanan gajah tidak merusak perkebunan warga. Namun sepertinya mereka tak mau pergi.

''Kita usir dengan suara dan petasan. Tapi sepertinya tidak takut,'' katanya.

Meski begitu masyarakat masih terus melakukan upaya pengusiran. Bahkan tidak jarang masyarakat berhadapan langsung dengan kawanan hewan bertubuh bongsor ini.

''Gajahnya banyak. Kalau menurut hitungan kita saja ada 17 ekor,'' katanya.

Nasripan menduga kawanan gajah ini datang dari TNTN. Pasalnya wilayah desanya merupakan daerah penyangga TNTN yang merupakan habitat gajah liar. 

''Desa kita memang berbatasan langsung dengan RAPP. Di sana ada daerah aliran sungai, dari sanalah gajah itu masuk,'' katanya.

Lanjut Nasripan, masuknya kawanan gajah ke lahan warga diduga akibat kawasan habitat kawanan gajah tersebut sudah rusak. Sehingga mereka melakukan mobilitasi untuk menemukan habiat baru.

''Informasinya ada pemanenan akasia. Kemungkinan tempat mereka sudah tidak ada lagi,'' katanya.

Ia berharap agar persoalan ini mendapat perhatian dari pihak terkait. Agar secepatnya kawanan gajah ini bisa diusir dari wilayah desa. Sehingga tak merusak lahan masyarakat.

''Warga kita sudah resah. Kami sangat membutuhkan pertolongan agar kawanan gajah ini bisa diusir dari desa kita sehingga kerugian masyarakat tidak bertambah,'' harapnya. (*)