Sevilla Kota Peradaban Dunia dan Banyak Kisah Kejayaan Islam di Spanyol

Sabtu, 25 Februari 2023

Sejak runtuhnya kerajaan Khalifah Umayyah ke tangan Raja Ferdinand III, kota Sevilla sudah tak memiliki lagi masjid yang menjadi tempat ibadah orang Islam. Namun setelah 700 tahun silam, penduduk kota

RUANGRIAU.COM - Asybiliyyah adalah sebutan dalam bahasa Arab untuk Sevilla. Kota itu terletak di tepian Sungai Guadalquiver. Kaum Muslim menaklukkan kota itu sekitar 712 M. Namun, sumber lain menyebutkan kota ini jatuh ke tangan kaum Muslim sekitar 716 M. Sejak itu, Sevilla menjadi kota terbesar kedua setelah Cordoba, dengan luas area mencakup 187 hektare.

Kota itu telah berada di bawah kekuasaan Islam selama lebih kurang 500 tahun. Sejumlah penguasa Muslim silih berganti menguasai Sevilla dari abad ke-8 M hingga 13 M. Para penguasa Muslim tersebut berasal dari Dinasti Umayyah, Dinasti Murabitun (Almoravid), dan Dinasti Muwahiddun (Almohad).

Di masa lalu, Sevilla merupakan kota peradaban dunia. Berbagai macam kebudayaan berkembang di sana, mulai dari kebudayaan Arab, non-Arab, Muslim, Kristen, Yahudi, dan agama lain. Hingga abad ke-9 M, kawasan perkotaan di Sevilla masih menyisakan banyak jejak peninggalan bangsa Romawi. Pada masa Romawi, kota ini bernama Romula Agusta.

Namun, ketika kota ini jatuh ke tangan umat Muslim, penguasa Muslim saat itu, Khalifah Abdurrahman II dari Dinasti Umayyah, segera memerintahkan untuk melakukan rekonstruksi besar-besaran bangunan peninggalan Romawi. Salah satunya adalah memerintahkan agar tembok kota dibangun kembali serta diperkuat. Begitu pula kawasan permukiman yang terletak di sisi timur dan utara.
 
Pembangunan terus berlanjut hingga Khalifah Abu Ya’qub Yusuf memindahkan ibu kota ke Sevilla. Termasuk di antaranya merekonstruksi Istana Alcazar. Khalifah juga membangun beberapa masjid besar.
Salah satunya adalah Masjid Agung Sevilla yang didirikan pada 1171-1172 M, yang kini telah berubah menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la Sede. Hingga kota itu direbut oleh pasukan Nasrani pimpinan Ferdinand III dari Kastila di tahun 1248, sudah terdapat sebanyak 72 unit masjid di seluruh Sevilla.

Pada masa keemasannya, saat pemerintahan Dinasti Almovarid sejak 1091, Sevilla adalah kota yang sangat sibuk. Ia pusat dari banyak bidang kehidupan, mulai dari keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, hingga budaya. Banyaknya masjid, ungkap Thomas Glick dalam karyanya The Dictionary of the Middle Ages, menandakan berkembangannya aspek agama di sana. Sedangkan, hadirnya madrasah serta perpustakaan besar menunjang geliat intelektualitas.

Keberadaan bangunan-bangunan berarsitektur menawan di Sevilla menunjukkan bahwa kota itu mengalami perkembangan yang pesat dalam bidang seni dan budaya. Dalam artikel bertajuk "Sevilla Islamic Heritage", Sara Irving menyatakan keindahan arsitektur Islam di Sevilla telah menghadirkan kekaguman hingga berabad-abad. Ini menjadi salah satu bukti kebesaran peradaban Islam di Spanyol.

Sevilla juga merupakan pusat perekonomian di kawasan Laut Mediterania. Kehidupan ekonomi yang sangat kental diabadikan dalam risalah yang ditulis Ibnu Abdun. Sejarawan itu mengungkap secara akurat denyut nadi perekonomian dan perdagangan sehari-hari di kota itu.

Dia menyebutkan, produk unggulan dari wilayah ini yakni minyak zaitun. Sentra pembuatannya berada di Aljarafe. Selain itu, menurut Ibn Abdun, di pasar-pasar yang ada berlangsung transaksi dagang dalam jumlah besar untuk komoditas tekstil, rempah-rempah, dan kerajinan logam.

Setelah 700 Tahun Kota Sevilla, Spanyol Segera Memiliki Masjid Lagi
arsitektur gedung-gedung bersejarah.

Keberadaan bangunan berarsitektur menawan di kota Sevilla menunjukkan tingginya peradaban dan berkembangnya kebudayaan semasa itu. Ini bisa dilihat dari bukti kehidupan agama dan jejak peninggalan bangunan yang ada di kota Sevilla.

Penulis Sara Irving dalam artikelnya berjudul Sevilla Islamic Heritage mengungkapkan keindahan arsitektur Islam di kota Spanyol Selatan itu menghadirkan kekaguman berabad-abad lamanya. Ini menjadi salah satu bukti kebesaran peradaban Islam yang pernah berjaya di Spanyol. Seperti di Alhambra ada bangunan masjid dan benteng dengan arsitektur bekas peradaban Islam kuno, yang berada di kota Granada, Andalusia, Spanyol.
 
Kini kota peradaban Islam kuno itu menjadi tempat tujuan wisata berlabel ‘halal’ yang sangat dikenal. Menurut data pengelola pariwisata kota itu, dalam setahun, Alhambra telah dikunjungi sekitar 2 miliar wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Pembangunan masjid

Sejak runtuhnya kerajaan Khalifah Umayyah ke tangan Raja Ferdinand III, kota Sevilla sudah tak memiliki lagi masjid yang menjadi tempat ibadah orang Islam. Namun setelah 700 tahun silam, penduduk kota Sevilla yang minoritas Islam itu memimpikan kembali keberadaan masjid.

Mimpi itu tak lama lagi akan terwujud, setelah Frederic Kanoute mantan pemain sepak bola terkenal kelahiran Prancis, memprakarsai pembangunan masjid tersebut. Kini mantan pemain Tottenham Hotspur (Inggris) dan Sevilla (Spanyol) itu telah menggalang dana melalui daring.

Dana yang terkumpul sudah sebesar US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14,9 miliar melalui kampanye (syiar) Kanoute4SevilleMosque.Langkah yang diprakarsai Frederic Kanoute ini membuat bahagia penduduk Sevilla yang minoritas Islam.
 
Mereka bakal memiliki masjid untuk pertama kalinya sejak 700 tahun silam. Selama ini warga muslim kota Sevilla tak ada tempat ibadah ke masjid. Untuk melakukan ibadah shalat di musallah tempatnya masih kontrak. Setiap habis kontrak, mereka mengumpulkan donasi untuk bayar perpanjangan kontraknya.

Namun saat Frederic Kanoute mulai tinggal di kota Sevilla karena dikontrak untuk bermain di club sepak bola asal kota tersebut, ia beli tempat musalla itu pada 2007. Padahal waktu itu tempat musalla yang satu-satunya ini hampir habis masa kontraknya.

“Katika saya bermain di club Sevilla, saya membantu komunitas muslim untuk tempat musalla. Sekarang mereka ingin memiliki sebuah masjid di kota Sevilla. Karena sudah lebih dari 700 tahun kota ini belum memiliki masjid,” ujarnya melalui video twitter seperti dikutip BBC News.

Dia mengaku merasa terhormat saat dirinya dipercaya untuk proyek pembangunan masjid ini. “Saya membangun masjid ini akan menjadi contoh kehidupan Islam di zaman sekarang,Insya Allah,” cetus Kanoute yang memeluk agama Islam sejak berusia 20 tahun.

“Saya berterima kasih banyak. Semoga Allah membalasnya, dan mengangkat Anda yang telah berpartisipasi dalam syiar ini atau mereka yang berkontribusi, apakah  dengan menyumbangkan uang atau hanya menyebarkan pesan,” ujar mantan pemain yang meraih dua kali juara Piala UEFA dan dua kali Piala Super UEFA bersama Sevilla pada 2006 dan 2007 itu.

Dia berharap masjid yang akan dibangun ini, selain menjadi tempat shalat, juga menjadi pusat kebudayaan Islam di Sevilla. “Masjid bisa bakal dipakai kegiatan komunitas muslim setempat, a.l. persalinan, seni Andalusia, memasak, juga ada klinik kesehatan, ada kegiatan kelas belajar bahasa Arab dan Alquran,” paparnya.

Seorang pengusaha asal Inggris yang juga warga Sevilla, Abdiya Meddings, mengatakan kota Sevilla memiliki daya tarik wisata utama bagi umat Islam. Sebab, Sevilla memiliki sejarah Islam sejak abad ke-8, namun traveler muslim justru sulit menemukan tempat beribadah di Sevilla.

“Sekarang wisatawan muslim datang ke Sevilla bisa menemukan tempat ibadah. Penting bagi wisatawan muslim menemukan ruang untuk sholat. Bukankah Allah menciptakan kita dalam suku-suku sehingga kita dapat saling mengenal?,” ****