Ilmuwan Muslim Penemu Cikal Bakal Kamera, Namanya: Ibnu Al Haitham

Ahad, 02 April 2023

Foto: dok. Arie Haryana

RUANGRIAU.COM - Tahun 1827, Joseph Nicephore Niepce mulai mengembangkan gambar fotografi pertama dengan kamera obscura (kamera ruang gelap). Namun faktanya, ilmuwan asal Prancis itu bukanlah orang pertama yang menemukan kamera atau mengembangkan kamera obscura tersebut. 

Ada ilmuwan lain yang sudah lebih dulu menemukan konsep kamera obscura yang jadi cikal bakal kamera modern. Nama ilmuwan tersebut adalah Ibn al-Haytham (Ibnu Al Haitham). 

Ibnu Al Haitham adalah ahli matematika dan astronom yang memberikan kontribusi signifikan bagi prinsip-prinsip optik dan penggunaan percobaan ilmiah terhadap kamera obscura pada akhir abad ke-10 M hingga awal abad ke-11 M. 

Mempelajari Karakteristik Cahaya
Melansir laman ibnalhaytham.com, cendekiawan muslim yang lahir tahun 965 di Basra ini awal mulanya mempelajari karakteristik cahaya dan mekanisme/proses penglihatan. 

Dia mencari bukti eksperimental dari teori dan ide tersebut. Selama bertahun-tahun tinggal di Mesir, sepuluh tahun di antaranya dihabiskan di bawah sebuah rumah kecil. 

Di sana, Ibnu Al Haitham menyusun salah satu karyanya yang paling terkenal, Kitab al-Manazir, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Book of Optik" tetapi lebih tepat memiliki arti yang lebih luas sebagai "Book of Vision". 

Hasil penelitiannya kemudian membuat kemajuan signifikan dalam bidang optik, matematika, dan astronomi. 

Karyanya tentang optik ditandai dengan penekanan kuat pada eksperimen yang dirancang dengan cermat untuk menguji teori dan hipotesis. 

Dalam hal itu, Ibnu Al Haitham mengikuti prosedur yang agak mirip dengan yang dipatuhi para ilmuwan modern dalam penelitian investigasi mereka. 

Penemuan Konsep Kamera Obscura 

Dari pengamatannya terhadap cahaya yang memasuki ruangan gelap, Ibnu Al Haitham membuat terobosan besar dalam memahami cahaya dan penglihatan. 

Penemuannya membuatnya membuat revisi signifikan terhadap pandangan kuno tentang bagaimana mata kita melihat. 

Menurut Ibnu Al Haitham, cahaya adalah bagian yang penting dan independen, dari proses visual. Ia menyimpulkan bahwa penglihatan hanya akan terjadi ketika sinar cahaya keluar dari sumber bercahaya atau dipantulkan dari sumber tersebut sebelum masuk ke mata. 

Ia kemudian menjelaskan sifat cahaya dan penglihatan, melalui penggunaan ruang gelap yang disebutnya "Albeit Almuzlim", yang memiliki terjemahan Latin sebagai "camera obscura" yakni perangkat yang membentuk dasar fotografi. 

Atas penemuan dan karyanya, Ibnu Al Haitham kemudian memengaruhi para pemikir Abad Pertengahan dan Renaisans Eropa seperti Roger Bacon, René Descartes dan Christian Huygens, yang mengenalnya sebagai "Alhazen". (*)