Pengeboman RS Gaza: Kejahatan Keji!

Rabu, 18 Oktober 2023

Korban serangan udara Israel dilarikan ke rumah sakit di Jalur Gaza (dok.REUTERS/Mohammed Al-Masri)

RIYADH (RUANGRIAU.COM) - Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras pengeboman yang dilakukan Israel terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, yang dilaporkan menewaskan ratusan orang. Riyadh menyebut serangan mematikan itu sebagai 'kejahatan keji'. 

"Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dengan mengebom Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, dan korban luka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir Al Arabiya News, Rabu (18/10/2023). 

"Perkembangan berbahaya ini mengharuskan komunitas internasional untuk menghentikan standar ganda terkait penerapan hukum kemanusiaan internasional terkait kejahatan Israel," cetus pernyataan tersebut. 

Saudi juga mengutuk Israel atas serangan terus-menerus terhadap warga sipil meskipun ada banyak seruan internasional untuk berhenti menargetkan warga sipil Palestina dalam gempuran di Jalur Gaza. 

Dalam pernyataannya, Riyadh menyerukan sikap serius dan tegas untuk melindungi warga sipil yang tidak berdaya. 

Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya melaporkan bahwa sedikitnya 500 orang tewas akibat serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang ada di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) malam waktu setempat.

Rumah sakit itu menampung ratusan warga Palestina yang mengalami luka-luka maupun yang mengungsi akibat gempuran Israel di Jalur Gaza. Sejumlah foto dari lokasi menunjukkan api melalap bagian aula rumah sakit, pecahan kaca berserakan, dan potongan tubuh ada di mana-mana di area rumah sakit. 

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas yang menguasai Jalur Gaza menuduh Israel sebagai dalang utama di balik serangan tersebut. Namun militer Israel dalam pernyataannya menyalahkan roket militan Jihad Islam yang disebutnya mengalami malfungsi dan salah sasaran. 

Menanggapi tuduhan itu, militan Jihad Islam balik menuding Israel berbohong dan menghindari tanggung jawab. (*)