Dulu, PNS Itu Isinya PDAM, Sekarang si PDAM Numpuk di Honorer

Jumat, 26 Januari 2024

MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas.

JAKARTA (RUANGRIAU.COM) - Mewujudkan pelayanan publik yang lebih lincah dan efisien, salah satu tantangan besarnya adalah sumber daya manusia (SDM). Untuk menyediakan SDM yang berkualitas, salah satu kuncinya melalui seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN), termasuk CPNS dan PPPK. 

Dalam gelaran seleksi tersebut, selama bertahun-tahun kerap terjadi kecurangan. Bahkan, sebelum seleksi digelar, daftar nama peserta yang lolos sudah tersedia. 

"SDM ini sangat tidak mudah. Karena PNS dulu ini, mungkin 10 tahun lalu, sebelum tes yang diterima sudah ketahuan duluan," ungkap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya pada Peluncuran Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) 2023 di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2024). 

Ia mengatakan, praktik kecurangan ini beragam bentuknya. Salah satu yang marak adalah penitipan kenalan dekat, terutama ponakan dan anak menantu alias 'PDAM'. Kondisi banyak orang titipan ini juga yang menjadi penyebab peningkatan tenaga honorer. 

"Mungkin kalau dulu PNS itu isinya 'PDAM', ponakan dan anak menantu. Ponakannya Sekda (misalnya), ini semua, sekarang sudah nggak bisa (masuk lewat CPNS) makanya yang numpuk di honorer," ujarnya. 

Namun demikian, ia menekankan saat ini sudah tidak ada celah untuk praktik-praktik kecurangan dalam seleksi CASN. Ia juga memastikan, seleksi CASN kini akan berjalan dengan sangat transparan. 

"Sekarang tidak bisa, sekarang tidak ada satupun yang bisa membantu, teman, saudara, keluarga, untuk lulus dari tes CPNS," tegas Anas. 

"Sekarang putranya diplomat, belum tentu jadi diplomat karena seleksinya sangat ketat, sehingga, dengan demikian, insyaallah seleksi formasi ASN hari ini ke depan akan sangat transparan sehingga akan melahirkan SDM-SDM hebat," ujar MenPANRB. (*)