Efendi: Kami tak Bisa Menyelamatkan Apapun

Ahad, 16 Maret 2025

Rumah dan gudang ikan milik Efendi di Pulau Halang ludes dilalap api. Kebakaran terjadi, Minggu (16/3/2025) subuh, menyebabkan kerugian hingga Rp500 juta.

KUBU (RUANGRIAU.COM) - Efendi terbangun dengan panik. Dadanya sesak. Asap tebal memenuhi ruangan. Matanya perih. Napasnya tersengal. 

Dalam gelap, ia melihat bayangan api di dinding kayu. Panas mulai terasa di kulit. Jantungnya berdegup kencang. 

"Bangun! Kebakaran!" teriaknya. 

Istri dan anaknya terlonjak dari tidur. Mereka berlari keluar, batuk-batuk, mata basah oleh air mata. 

Di luar, api sudah menjilat atap rumah yang berda di Jalan Utama Pulau Halang, RT 07, RW 03, Kepenghuluan Pulau Halang Hulu, Kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, itu. 

Warga berdatangan. Suara ember beradu. Tapi air sulit didapat pada Minggu 16 Maret, subuh. Angin berembus, membuat api semakin menggila. 

Kepanikan di Tengah Sulitnya Air 

Warga berusaha memadamkan api dengan ember dan alat seadanya. Namun, api terlalu besar. Air terlalu sedikit. 

"Di Pulau Halang ini air pasang surut," ujar Kanit Reskrim Polsek Kubu Bripka Hardiansyah. "Saat kebakaran, laut sedang surut. Air susah didapat." 

Api terus melahap rumah Efendi. Kemudian merambat ke gudang ikan miliknya. 

Selama hampir empat jam, warga dan aparat kepolisian berjibaku. Pukul 08.00 WIB, api akhirnya padam. Tapi semuanya sudah terlambat. 

Hanya Puing yang Tersisa 

Rumah Efendi telah rata dengan tanah. Gudang ikan ikut musnah. Barang-barang, perabotan, uang, semuanya hangus. 

Efendi terduduk di atas puing. Matanya kosong. 

"Kami tak bisa menyelamatkan apapun," katanya lirih. 

Kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta. Tapi lebih dari itu, Efendi kehilangan tempat tinggal dan sumber penghidupannya. 

Penyebab Kebakaran Masih Misteri 

Hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran. 

"Kami masih mencari tahu asal api," ujar Bripka Hardiansyah. "Yang jelas, tidak ada korban jiwa. Tapi korban mengalami kerugian besar." 

Di Pulau Halang, kejadian ini jadi peringatan. Rumah kayu di daerah pesisir rawan terbakar. Sementara sumber air terbatas. 

Hari itu, Efendi dan keluarganya kehilangan segalanya. Hanya doa dan harapan yang tersisa. (*)