Pembelajaran Tatap Muka, Guru Sebaiknya Diswab

Rabu, 10 Februari 2021

Proses pembelajaran tatap muka di salah satu sekolah dasar di Pekanbaru.

RUANGRIAU.COM - DPRD Kota Pekanbaru mendukung dimulainya pembelajaran tatap muka di sekolah secara terbatas. Namun sebelum ini dilaksanakan ada baiknya disosialisasikan juga kepada orangtua murid. 

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Nofrizal. Ketika dirinya turun langsung menyaksikan sosialisasi yang diberikan pihak sekolah kepada orangtua murid, timbul pertanyaan-pertanyaan orangtua kepada pihak sekolah. 

"Proses pembelajaran tatap muka terbatas sedang berjalan untuk jenjang SD dan SMP, serta kemungkinan penambahan SD bisa terjadi karena tak mungkin hanya sekolah tertentu saja yang melakukan pembelajaran tatap muka sementara ini," ujarnya. 

Lanjut Nofrizal, sekolah negeri lainnya harus diberikan kesempatan juga untuk belajar tatap muka terbatas. Sebelum dilaksanakan, maka dilakukan sosialisasi ke orangtua murid.

"Sangat banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan terkait izin orangtua, bila orangtua tak mengizinkan, apakah berpengaruh pada nilai anak atau tidak. Kemudian terkait pakaian yang tak muat lagi, siswa dapat membeli atau dijahit sesuai ketentuan pakaian dari sekolah. Selanjutnya mereka (murid) yang tidak dapat mengikuti tatap muka apakah mereka dapat mengikuti pembelajaran melalui daring? Ya tetap. Karena mereka belajar hanya dua kali seminggu, yaitu Selasa dan Kamis dan itupun hanya dua jam, tentu mereka tetap mendapatkan pembelajaran dengan daring. Seberapa efektif belajar empat jam seminggu? Setidaknya mereka dapat membuka wawasan dan kerinduan belajar di sekolah," papar Nofrizal.

Menurit politisi Partai Amanat Nasional, ini tak ada salahnya juga bila guru yang nantinya masuk ke kelas dan mengajar agar dilakukan swab pcr ataupun swab antigen. Hal ini agar menyakinkan orangtua murid melepaskan anaknya melakukan pembelajaran tatap muka. Tentu saja biaya ditanggung pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat.

"Supaya memberikan rasa aman, orangtua mengusulkan guru bisa diswab. Saya kira ini bagus, karena jumlah guru kan tidak banyak. Bisa swab pcr atau swab antigen. Untuk pcr di tempat kita, kan ada di RS Madani. Itu menunjukkan keseriusan kita," jelas Nofrizal.

Sementara untuk sosialisasi ke orangtua murid, harus dilaksanakan. Sosialisasi kepada orangtua ini dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan orangtua secara terbatas dan selebihnya dilakukan orangtua secara virtual. 

"Terpenting sosialisasi ke orangtua murid. Mana orangtua tak punya android datang dengan pertemuan terbatas, sisanya daring. Sehingga tidak ada lagi orangtua yang tidak tau informasi," pungkas Nofrizal. (*)