Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
RUANGRIAU.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengeluarkan data penduduk miskin di Indonesia. Data terbaru untuk September 2020 tercatat jumlah orang miskin Indonesia naik 10,19% menjadi 27,55 juta.
Jumlah penduduk miskin itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dilihat dari sisi persentase paling tinggi di Pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 20,65%. Jika dirinci per provinsi Papua juga masih paling besar yakni 26,8%.
Berikut 10 provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi:
1. Papua 26,8%
2. Papua Barat 21,7%
3. Nusa Tenggara Timur 21,21%
4. Maluku 17,99%
5. Gorontalo 15,59%
6. Aceh 15,43%
7. Bengkulu 15,30%
8. Nusa Tenggara Barat 14,23%
9. Sulawesi Tengah 13,06%
10. Sumatera Selatan 12,56%
Jika dilihat lebih rinci lagi, angka kemiskinan nasional mencapai 27,55 juta orang atau 10,19% ini yang berasal dari Pulau Sumatera berjumlah 6,06 juta orang atau 10,22%. Dari Pulau Jawa berjumlah 14,75 juta orang atau 9,71%. Dari Pulau Bali dan Nusa Tenggara berjumlah 2,11 juta orang atau setara 13,92%. Dari Pulau Kalimantan berjumlah 1,01 juta atau setara 7,51%.
Sedangkan dari Pulau Sulawesi berjumlah 2,06 juta atau setara 10,41%. Lalu, dari Pulau Maluku dan Papua berjumlah 1,53 juta orang atau setara 20,65%. Angka kemiskinan ini tercatat per September 2020.
"Persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan," tulis data BPS dikutip detikfinance.
Sementara dilihat berdasarkan provinsi per September 2020, BPS mencatat Provinsi Bali menjadi wilayah dengan persentase orang miskin yang paling rendah, yaitu 4,45%. Kedua diduduki oleh DKI Jakarta dengan persentase sebesar 4,69%. Kalimantan Selatan sebesar 4,83%. Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,89%. Kalimantan Tengah sebesar 5,26%.
Selanjutnya Kepulauan Riau sebesar 6,13%. Sumatera Barat sebesar 6,56%. Banten sebesar 6,63%. Kalimantan Timur sebesar 6,64%. Maluku Utara sebesar 6,97%. Riau sebesar 7,04%. Kalimantan barat sebesar 7,24%. Kalimantan Utara sebesar 7,41%. Sulawesi Utara sebesar 7,78%. Jambi sebesar 7,97%. Jawa Barat sebesar 8,43%.
Sulawesi Selatan sebesar 8,99%. Sumatera Utara sebesar 9,14%. Jawa Timur sebesar 11,46%. Sulawesi Barat sebesar 11,50%. Sulawesi Tenggara sebesar 11,69%. Jawa Tengah sebesar 11,84%. Lampung sebesar 11,84%. Yogyakarta sebesar 12,80%. Sumatera Selatan sebesar 12,98%. Sulawesi Tengah sebesar 13,06%. Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 14,23%. Bengkulu sebesar 15,30%. Aceh sebesar 15,43%. Gorontalo sebesar 15,59%. Maluku sebesar 17,99%.
Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 21,21%. Papua Barat sebesar 21,70%. Dan terakhir atau yang tertinggi diduduki oleh Papua dengan persentase sebesar 26,80%.
Penduduk Miskin di Riau Melonjak
Sementara, jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau pada September 2020 mencapai 491,22 ribu jiwa. Angka tersebut melonjak 7,30 ribu jiwa bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfarudin, persentase penduduk miskin dengan pengeluaran perkapita perbulan Rp524.861, di Provinsi Riau pada September 2020 sebesar 7,04 persen.
"Itu mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen poin bila dibandingkan dengan September 2019. Sementara itu, periode Maret 2020 September 2020 persentase penduduk miskin naik 0,22 persen poin," urainya, Selasa (16/2) dikutip dari gatra.com
Diketahui, pada periode September 2019 hingga September 2020, gini Ratio Provinsi Riau mengalami penurunan dari 0,331 pada September 2019 menjadi 0,321 pada September 2020. Jika dibandingkan dengan Maret 2020, juga terjadi penurunan, dimana Gini Ratio Maret 2020 adalah sebesar 0,329.
Misfarudin mengungkapkan lonjakan penduduk miskin di Riau selain disebabkan oleh harga komoditi sembako, juga dipicu pengaruh pandemi Covid-19.
"Sebanyak 520,92 ribu orang (10,53 persen dari penduduk usia kerja) terdampak Civid-19 pada Agustus 2020, dengan rincian 35,40 ribu penduduk menjadi Pengangguran, 10,60 ribu penduduk menjadi Bukan Angkatan Kerja, 28,61 ribu penduduk Sementara Tidak Bekerja, dan 446,31 ribu penduduk bekerja dengan pengurangan jam kerja," katanya.
Misfarudin mengatakan, berkurangnya pengeluaran konsumsi rumah tangga ikut mengerek jumlah orang tidak mampu di Riau.
Diketahui, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 2,32 persen (y-on-y), menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tumbuh sebesar 2,12 persen.
Ditinjau sebaran penduduk miskin berdasarkan tempat tinggal, untuk periode September 2019 - September 2020.
Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 8,6 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebesar 1,3 ribu orang. Secara persentase, kemiskinan di perkotaan naik dari 6,00 persen menjadi 6,39 persen. Sementara itu, persentase kemiskinan di perdesaan turun dari 7,51 persen menjadi 7,47 persen. (*)