Kanal

Minat Investor Naik, Jumlah Penawaran Lelang SUN Selasa (25/5) Capai Rp 78,16 T

JAKARTA (RUANGRIAU.COM)- MInat investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) akhirnya kembali naik. Hal ini merupakan pertanda yang bagus, mengingat dalam beberapa lelang SUN terakhir, jumlah penawaran yang masuk relatif kecil sehingga membuat penyerapan dari pemerintah tidak optimal.

Pada lelang SUN Selasa (25/5), jumlah penawaran yang masuk tercatat mencapai Rp 78,16 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibanding lelang SUN sebelumnya yang hanya Rp 52,75 triliun. 

Selain itu, untuk pertama kalinya dalam lima lelang SUN terakhir, penyerapan dari pemerintah bisa mencapai target indikatif. Pada lelang kemarin, pemerintah memutuskan menyerap sebanyak Rp 32,55 triliun. Sementara pada lelang-lelang sebelumnya, pemerintah selalu menyerap di bawah Rp 30 triliun sehingga harus mengadakan lelang tambahan (greenshoe option) pada keesokan harinya.

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengungkapkan, lelang kali ini merupakan bentuk dominasi investor domestik. Menurutnya, setidaknya terdapat dua sentimen yang mendorong investor domestik masuk pada lelang SUN kali ini. 

Pertama adalah keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan.

“Pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo sangat jelas bahwa BI masih akan menjaga suku bunga tetap rendah, setidaknya sampai awal tahun depan. Selain itu, meningkatkan suku bunga acuan juga masih akan jadi opsi terakhir, BI akan mengedepankan opti moneter yang lain terlebih dahulu,” kata Yudha ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (25/5).

Dengan likuiditas dalam negeri yang masih berlimpah, pernyataan yang jelas dari bank sentral, Yudha melihat investor domestik pada akhirnya lebih nyaman dan percaya diri untuk masuk ke obligasi negara. 

Apalagi, dari sisi eksternal, yield US Treasury juga relatif stabil di kisaran 1,6%. Yudha tak menampik, adanya perubahan nada The Fed pada risalah pertemuan sempat membuat volatilitas dalam jangka pendek. 

Namun, ia melihat The Fed masih akan tetap hati-hati dan tidak buru-buru menaikkan suku bunga acuan seiring ekonomi Amerika Serikat (AS) yang belum pulih seutuhnya.

“Walaupun risiko lonjakan kasus Covid-19 pasca libur lebaran masih membayangi, tetap saja obligasi negara jadi pilihan instrumen yang paling menarik. Pasalnya, obligasi korporasi juga belum sepenuhnya menarik seiring kinerja operasional perusahaan yang belum pulih seutuhnya, apalagi kemarin juga ada kasus gagal bayar. Pada akhirnya, obligasi negara jadi pilihan paling menarik,” terang Yudha.

Pada lelang kali ini, tercatat porsi investor asing masih berada di kisaran 15%, atau tidak banyak mengalami perubahan dibanding lelang-lelang sebelumnya. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, saat ini investor asing masih cenderung wait and see.

“Sepertinya investor asing masih mengamati perkembangan kebijakan The Fed. Walau begitu, investor domestik justru menunjukkan kekuatannya dengan mampu mendominasi lelang kali ini. Ini merupakan hal yang bagus, karena pemerintah tidak kesulitan menyerap penawaran walaupun porsi asing cenderung terbatas,” imbuh Ramdhan.

Pada lelang kali ini, seri FR0086 yang jatuh tempo pada 15 April 2026 menjadi seri yang paling banyak diburu investor. Tercatat, jumlah penawaran masuk untuk seri ini mencapai Rp 28,09 triliun. 

Ramdhan menilai, diburunya seri FR0086 seiring dengan kebutuhan investor akan instrumen dengan volatilitas yang rendah di tengah potensi ketidakpastian sikap The Fed ke depan dan ancaman lonjakan kasus Covid-19. 

Tak hanya itu, seri FR0086 juga merupakan salah satu seri yang punya likuiditas yang baik.

“Kalau bicara yield, pada lelang kali ini besarannya masih normal, dalam artian sesuai dengan yield yang ada pada pasar sekunder. Ini sekaligus menunjukkan pemerintah tidak agresif dalam mencari dana, artinya penawaran yang dimenangkan memang yieldnya sesuai dengan kondisi market,” pungkas Ramdhan.

Ikuti Terus RuangRiau

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER