Kanal

Childfree? Nikah Itu untuk Berkembang Biak

JAKARTA (RUANGRIAU) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin turut bersuara mengenai pilihan hidup untuk tidak punya anak atau childfree. Ma'ruf mengatakan manusia harus berkembang biak untuk mengelola bumi.

"Dalam program penanggulangan stunting, tidak ada program apa namanya itu, freechild, itu tidak ada. Dan pernikahan itu dimaksudkan untuk mengembangbiakkan manusia melalui perkawinan supaya manusia berkembang dan terus bisa mengelola bumi ini sampai batas waktu terakhirnya, sampai kiamat," kata Ma'ruf di Lombok, NTB, seperti dalam rekaman video yang diterima detikcom, Sabtu (11/2/2023).

"Nah, kalau nanti dia tidak punya anak, dunia ini siapa yang melanjutkan? Itu nggak ada, nggak ada yang jadi wartawan karena nggak ada keturunan," jelasnya.

Ma'ruf mengatakan, melanjutkan keturunan adalah fungsi pernikahan. Namun, menurutnya, jika ada pasangan yang ingin menunda mempunyai anak, itu tidak jadi persoalan.

"Saya kira keturunan itu bagian dari fungsi pernikahan, mungkin itu penting. Menunda mungkin, itu, menunda satu tahun, dua tahun, itu tidak ada masalah, namanya mengatur perkawinannya supaya tidak langsung punya anak, dia menunda dua tahun nanti siap-siap, begitu itu tidak masalah," jelasnya.

Diketahui, media sosial baru-baru ini dihebohkan oleh pernyataan selebgram Gitasav soal hidup tanpa anak alias childfree.

Pilihan hidup childfree diperbincangkan publik di media sosial setelah ramai sorotan terhadap tanggapan Gita Savitri mengenai pujian follower-nya di Instagram. Gita Savitri dipuji awet muda dan dia menyatakan resepnya adalah tidak punya anak. Dengan tidak punya anak, seseorang bisa istirahat lebih baik, tidur delapan jam tanpa stres oleh teriakan anak.

Kepala BKKBN: Childfree Jelas Tidak Baik

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, pilihan hidup seperti childfree itu tidak baik.
"Secara makro untuk konteks masyarakat luas, jelas tidak baik ya," kata Hasto dikutip dari detikcom.

Dia menjelaskan, dampak childfree terhadap kondisi masyarakat dan juga terhadap kondisi kesehatan. Pertama, childfree mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi minus. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi ketersediaan tenaga kerja suatu masyarakat.

"Karena, kalau semua orang semangatnya childfree maka terjadi resesi reproduksi, bukan resesi seks ya, tapi resesi reproduksi. Kalau resesi reproduksi tentu terjadi 'minus growth' pertumbuhan penduduk, sehingga terjadi kekurangan tenaga kerja. Ini ancaman, saya kira," kata Hasto.

Idealnya, tingkat kesuburan (total fertility rate) di Indonesia adalah 2,1, artinya bila ada 10 perempuan maka ada 21 anak yang mereka lahirkan. Saat ini, tingkat kesuburan Indonesia ada di angka 2,8. Secara umum, dua anak adalah angka yang cukup.

"Pentingnya mempertahankan jumlah anak supaya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, tidak satu anak," kata dia.

Dia juga menjelaskan, childfree meningkatkan risiko kesehatan bagi perempuan yang menjalaninya. Dokter kebidanan lulusan UGM ini berbicara mengenai mioma (miom) yang dialami perempuan yang tidak melahirkan atau punya anak sedikit.

"Saya mencermati orang-orang yang anaknya sedikit atau tidak punya anak, misalnya anaknya hanya satu, itu cenderung lebih mudah kena miom (mioma), tumor yang ada di rahim, itu lebih mudah terjadi pada orang yang anaknya sedikit," kata Hasto.
Untuk perempuan yang tidak punya anak dengan kondisi badan gemuk serta punya bakat diabetes, perempuan tersebut rentan mengalami kanker endometrium, yakni kanker lapisan dalam rahim.

"Dari sisi medis, ini (childfree) tidak bagus," kata Hasto.

Pilihan hidup childfree atau tidak punya anak diperbincangkan publik di media sosial setelah ramai sorotan terhadap tanggapan Gita Savitri mengenai pujian follower-nya di Instagram. Gita Savitri dipuji awet muda dan dia menyatakan resepnya adalah tidak punya anak. Dengan tidak punya anak, seseorang bisa istirahat lebih baik, tidur delapan jam tanpa stres oleh teriakan anak.

Apa Itu Childfree?

Childfree merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang tak memiliki anak, baik biologis, adopsi, atau lainnya. Istilah ini bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah memilih untuk tak memiliki anak, namun bisa juga untuk mereka yang tak bisa memiliki anak.

Dikutip dari Fertility Smart, istilah childfree sering digunakan secara bergantian dengan istilah childless. Namun, penting untuk diketahui bahwa kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.

Alasan Orang Memilih Childfree

Dalam kesempatan yang berbeda, dikutip dari detik.com, psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center sempat mengakui, memang ada banyak orang yang memilih untuk tidak punya anak atau kini disebut childfree.

Salah satu faktor di baliknya yakni pergaulan. Pasalnya, pergaulan dapat dengan mudah mempengaruhi cara berpikir seseorang. Lebih lagi, pergaulan bisa membentuk prinsip hidup yang sebelumnya sama sekali tak terpikirkan oleh seseorang.

Selain pergaulan, pengalaman traumatis juga bisa menjadi penyebab seseorang memilih untuk tidak punya anak. Misalnya pada beberapa kasus, seseorang yang diperlakukan tidak baik oleh orang tua di masa lampau menjadi tidak ingin memiliki anak karena khawatir perihal perlakuan yang sama.

"Saat kecil diperlakukan kasar, disakiti, diabaikan, oleh orang tua atau pengasuh pengganti sehingga membentuk prinsip untuk apa anak hadir jika si anak harus terluka atau terabaikan?" jelas Rahma pada detikcom beberapa waktu lalu.

Pada beberapa kasus lainnya, seseorang memang disarankan untuk childfree karena gangguan medis atau kondisi psikis tertentu. Misalnya depresi berat bisa mempengaruhi kondisi anak dan ibu.

"Dengan kondisi medis riskan tentu juga dapat mempengaruhi mental ibu dan keluarganya jika dipaksakan memiliki anak," jelas Rahma. (*)

Ikuti Terus RuangRiau

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER