Kanal

Mom Perlu Tahu, Berikut Ini 7 Dampak Anak Sekolah Tanpa Tatap Muka

RUANGRIAU.COM - Hai Mom, bagaimana kabar Si Kecil selama delapan bulan lebih belajar dari rumah? Apakah anak sudah mulai bosan dan semangat belajar menurun? Hmmm, apakah ini dampak anak terlalu lama sekolah tanpa tatap muka?

Kalau diperhatikan, anak paling semangat saat ada jadwal belajar virtual, via Zoom atau Google meet. Teman-teman sekelasnya juga kelihatan happy banget, meskipun tatap muka secara online. Wajar banget karena selama pandemi Corona, mereka enggak bisa belajar dan main bareng di sekolah.

Mereka rindu makan dan main bersama teman-teman di sekolah.

Kadang sedih ya, Mom, kalau anak kangen pergi ke sekolah. Mereka sudah mulai bosan dan semangat belajar di rumah jadi menurun. Nah, akibatnya jadi alasan berlama-lama main gadget. Kwcanduan gadget ini yang paling susah dihindari.

Sederet pertanyaan pun muncul. Kapan ya pandemi COVID-19 ini berakhir? Kapan anak-anak bisa ke sekolah lagi seperti biasa? Amankah mereka belajar di sekolah dalam waktu dekat?

Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengumumkan, sekolah boleh dibuka lagi mulai Januari 2021. Ini memungkinkan sekolah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka langsung.

"Kebijakan ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021. Jadi, bulan Januari 2021," kata Nadiem Makarim dikutip dari YouTube Kemendikbud RI.

Tapi dengan catatan, Mom. Nadiem menjelaskan, Pemerintah Daerah (Pemda) masing-masing yang menentukan. Sehingga, Pemda dan sekolah yang ingin melakukan KBM tatap muka diimbau segera meningkatkan kesiapan. Ia juga menegaskan, orang tua bebas menentukan apakah anak diizinkan ikut KBM tatap muka.

"Pembelajaran tatap muka diperbolehkan, bukan diwajibkan," ucap Mendikbud.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan pengawasan dan survei, terkait persiapan pembelajaran tatap muka. Dikatakan Ketua KPAI Susanto, pengawasan dilakukan di 21 kabupaten/kota di Indonesia.

"Kami menindaklanjuti banyak pengaduan masyarakat dan advokasi terkait perlindungan anak, termasuk yang terkait kebijakan pendidikan," ujar Susanto, dikutip dari YouTube KPAI.

Survey dan pengawasan ini untuk mengetahui kualitas pembelajaran selama pandemi COVID-19, juga memastikan seberapa jauh kesiapan sarana dan prasarana sekolah untuk KBM tatap muka lagi. Bunda ingin tahu hasilnya?

Dampak Anak tak Belajar Tatap Muka

Ketua KPAI Susanto mengungkap hasil pengawasan dan survei kesiapan pembelajaran tatap muka. Ia mengatakan, hasil ini menjadi catatan dan masukan untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Salah satu data yang dihasilkan, hanya 4,8 persen satuan pendidikan yang melakukan rapid test," ungkapnya.

Susanto lalu mengimbau, sebelum pembelajaran tatap muka lagi, pastikan sekolah, guru, peserta didik, dan lingkungan sekolah, membangun ekosistem yang sehat. Ini tentunya terkait perlindungan bagi kesehatan anak, Bunda.

Perlu diingat juga, dampak anak terlalu lama sekolah tanpa tatap muka langsung. Dikutip dari Panduan pembelajaran ada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19, berikut 7 dampak anak mengikuti pembelajaran tanpa tatap muka:

1. Kesenjangan capaian belajar

Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh bisa mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama anak dari sosio-ekonomi berbeda.

2. Tumbuh kembang tidak optimal

Keikutsertaan dalam PAUD berkurang, sehingga anak berisiko kehilangan tumbuh kembang optimal di usia emas.

3. Risiko learning loss

Hilangnya pembelajaran terlalu lama berisiko terhadap pembelajaran jangka panjang, baik kognitif maupun perkembangan karakter anak.

4. Anak stres

Minim interkasi dengan guru, teman, dan lingkungan luar, ditambah tekanan akibat sulit mengikuti pembelajaran jarak jauh, bisa bikin anak stres, Bunda.

5. Persepsi orang tua

Selama pembelajaran tanpa tatap muka, banyak orang tua tidak bisa melihat peranan sekolah dalam KBM.

6. Kekerasan tak terdeteksi

Tanpa belajar tatap muka langsung di sekolah, banyak anak terjebak dalam kekerasan rumah tangga. Inilah yang tak terdeteksi oleh guru.

7. Ancaman putus sekolah

Risiko putus sekolah akibat anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Seperti Bunda tahu, kondisi ekonomi keluarga sangat terdampak selama krisis pandemi Corona.

Bagaimana menurut Mom, siapkah Si Kecil kembali ke sekolah? Yang pasti selalu #ingatpesanbunda #ingatpesanibu untuk #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun, sesuai imbauan #satgascovid19.

Ikuti Terus RuangRiau

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER