• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Internasional
  • Ruang Bebas
  • Nasional
  • Politik
  • Hukrim
  • Sport
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • More
    • Tekno
    • Mom & Kids
    • Hiburan
    • Kesehatan
    • Travel
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
Pilihan
Aktivasi Siskamling, Bima Arya "Ronda" Bareng Wali Kota Bandung
Harga Beras Mulai Ada Penurunan di Banyak Daerah
Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Mendagri Tekankan Bantuan ke Masyarakat Harus Tepat Sasaran
Dinas Koperasi Kampar: 50 Persen Lahan Sawit yang Diserahkan PT Ciliandra ke Koperasi Siabu Tidak Layak
Ini Respon Kasat Lantas Polres Kampar, Terkait Keresahan Masyarakat Desa Siabu Terhadap Mobil Perusahaan Melebihi Tonase

  • Home
  • Pendidikan

Ukuran Hewan Semakin Kecil, Megapa?

Redaksi

Senin, 29 Januari 2024 08:53:28 WIB
Cetak
Ukuran Hewan Semakin Kecil, Megapa?
Ilustrasi Penyu, Salah Satu Hewan yang Makin Menyusut. (Foto: A.Prasetia/detikcom)

RUANGRIAU.COM - Sebuah studi baru mengungkap misteri di balik kuda Alaska, penyu cryptodiran, dan kadal pulau menyusut. Dengan menggunakan model komputer yang mensimulasikan evolusi, peneliti menemukan alasan beberapa spesies secara bertahap menjadi lebih kecil, seperti yang ditunjukkan oleh catatan fosil. 

Penelitian teoritis baru ini mengusulkan bahwa ukuran hewan dari waktu ke waktu bergantung pada dua faktor ekologi utama: persaingan untuk mendapatkan sumber daya antar spesies dan risiko kepunahan dari lingkungan. 

"Sama seperti bagaimana kita mencoba beradaptasi terhadap cuaca panas atau dingin tergantung di mana kita tinggal, penelitian kami menunjukkan ukuran hewan bisa bertambah besar atau lebih kecil dalam jangka waktu lama. Periode tergantung pada habitat atau lingkungan," ujar Dr Shovonlal Roy, seorang pemodel ekosistem dari University of Reading yang memimpin penelitian tersebut dalam Science Daily. 

"Di tempat dan waktu di mana terdapat banyak persaingan antara spesies yang berbeda untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal, ukuran hewan sering kali menjadi lebih kecil seiring dengan penyebaran spesies dan adaptasi terhadap distribusi sumber daya dan pesaing. Misalnya, kuda kecil yang hidup di Alaska selama Zaman Es. Usia menyusut dengan cepat karena perubahan iklim dan vegetasi," sambungnya. 

Apabila persaingan sumber daya menjadi lebih sedikit, ukuran hewan cenderung bertambah besar. Hal ini ditemukan dalam dinosaurus. 

Aturan Cope
Tim peneliti melakukan penelitian mereka dengan menantang kontradiksi bukti fosil yang diajukan terhadap Aturan Cope. Aturan Cope mengacu pada kecenderungan kelompok hewan tertentu untuk mengembangkan ukuran tubuh yang lebih besar selama ribuan dan jutaan tahun. 

Aturan ini dinamai Edward Cope, seorang paleontolog abad ke-19 yang dianggap pertama kali memperhatikan pola ini dalam catatan fosil. Misalnya, nenek moyang kuda purba adalah hewan kecil seukuran anjing yang bertambah besar seiring waktu evolusi, yang pada akhirnya menghasilkan kuda modern. 

Namun, bukti fosil menunjukkan tren yang sangat bertentangan, dengan peningkatan ukuran pada beberapa kelompok namun penurunan ukuran pada kelompok lainnya. 

Tekanan Evolusi 

Dengan menggunakan model komputer yang mensimulasikan evolusi, penelitian ini mengidentifikasi tiga pola perubahan ukuran tubuh yang muncul dalam kondisi berbeda: 

Peningkatan ukuran secara bertahap seiring berjalannya waktu: Hal ini terjadi ketika persaingan antar spesies sebagian besar ditentukan oleh ukuran tubuh relatifnya. Misalnya, beberapa spesies hewan laut secara bertahap bertambah besar ukurannya selama jutaan tahun. 

Peningkatan ukuran diikuti dengan kepunahan. Di sini, hewan-hewan terbesar mengalami kepunahan berulang kali, membuka peluang bagi spesies lain untuk menggantikan mereka dan berevolusi menjadi tubuh yang lebih besar. 

Kepunahan massal merupakan pukulan paling berat bagi predator puncak bertubuh besar. Mamalia dan burung berukuran sangat besar sangat rentan terhadap kepunahan, seperti dinosaurus dan reptil terbang raksasa. 

Simulasi ini juga memperkirakan kebalikan dari Aturan Cope, spesies menyusut seiring waktu. Hal ini terjadi ketika kompetisi tinggi dan terdapat tumpang tindih dalam penggunaan habitat dan sumber daya. 

Ketika spesies berevolusi, mereka menghadapi tekanan evolusioner untuk mengecil dalam ukuran. Penurunan ukuran sebelumnya dilaporkan pada vertebrata, ikan bertulang, penyu cryptodiran, kuda Pleistosen Alaska, dan kadal pulau. (*)


[ Ikuti RuangRiau.com ]


RuangRiau.com

Berita Lainnya
+INDEKS
Pendidikan

Mahasiswa KKN Universitas Abdurrab Kelompok 19 Sungai Pinang Penyuluhan di SMAN 1 Kampar Timur

Kamis, 28 Agustus 2025 - 16:31:16 WIB

KAMPAR (RUANGRIAU.COM) - Mahasiswa KKN Universitas Abdurrab Sungai Pinang Kelompok 19 melakukan s.

Pendidikan

Mahasiswa KKN Universitas Abdurrab Gelar Sosialisasi di SMKS Global Cendekia

Kamis, 28 Agustus 2025 - 16:25:44 WIB

KAMPAR (RUANGRIAU.COM) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Abdurrab Kelompok 19 Su.

Pendidikan

Cegah Depresi dan Bunuh Diri, Pemerintah Hadir Lewat healing119.id

Sabtu, 02 Agustus 2025 - 13:00:00 WIB

RUANGRIAU.COM - Bunuh diri tidak terjadi begitu saja. Dalam banyak kasus, ini me.

Pendidikan

Kombes Wawan Menjadi Narasumber Seminar Penguatan Kolaborasi Pencegahan Narkoba di Sekolah

Kamis, 15 Mei 2025 - 20:32:01 WIB

PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) - Kepala BNN Kota Pekanbaru Kombes Pol Dr Wawan SH MH, menjadi narasumb.

Pendidikan

Quran Camp di Pekanbaru Dapat Dukungan Penuh dari Wakil Wali Kota

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:39:46 WIB

PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) – Wakil Wali Kota Pekanbaru Markarius Anwar, memberi.

Pendidikan

10 Prodi Paling Diminati di UGM pada SNBP 2025, Referensi untuk SNBT 2025

Sabtu, 22 Maret 2025 - 00:42:33 WIB

RUANGRIAU.COM – Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima 2.783 mahasiswa baru me.


Tulis Komentar
+INDEKS


Terkini
+INDEKS
Satpol PP Pekanbaru Tegaskan PKL Wajib Jualan di Lokasi Resmi
10 September 2025
Aktivasi Siskamling, Bima Arya "Ronda" Bareng Wali Kota Bandung
09 September 2025
Harga Beras Mulai Ada Penurunan di Banyak Daerah
09 September 2025
Pemda Kampar dan KONI Gelar Upacara Peringati HAORNAS Ke 42 Tahun 2025, di Lapangan Pelajar Bangkinang, Ini Kata Ketua Pengkab PBSI Kampar
09 September 2025
Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Mendagri Tekankan Bantuan ke Masyarakat Harus Tepat Sasaran
08 September 2025
Dinas Koperasi Kampar: 50 Persen Lahan Sawit yang Diserahkan PT Ciliandra ke Koperasi Siabu Tidak Layak
08 September 2025
Tingkatkan Rasa Cinta Kebangsaan, Bupati Kampar Undang Forkopimda dan Stakeholder Gelar Apel
08 September 2025
Mendagri Instruksikan Kepala Daerah Perkuat Satlinmas dan Dorong Forkopimda untuk Jaga Situasi Kondusif di Daerah
07 September 2025
Futsal Bareng ASN, Cara Wali Kota Pekanbaru Bangun Kekompakan
04 September 2025
Gebrakan Wali Kota Pekanbaru: Penurunan Parkir, Infrastruktur, Persampahan, hingga Program Sosial
03 September 2025
Terpopuler
+INDEKS
  • 1 Dinas Koperasi Kampar: 50 Persen Lahan Sawit yang Diserahkan PT Ciliandra ke Koperasi Siabu Tidak Layak
  • 2 Ini Respon Kasat Lantas Polres Kampar, Terkait Keresahan Masyarakat Desa Siabu Terhadap Mobil Perusahaan Melebihi Tonase
  • 3 Warga Siabu Melapor ke Polres Kampar, Protes Truk dan Teronton CPO yang Keluar Masuk PT Ciliandra Over Tonase dan Merusak Jalan
  • 4 Antusias Ribuan Peserta Meriahkan Karnaval HUT RI Ke-80 Lenggadai Hulu
  • 5 Masalah PT.Ciliandra Perkasa dan KSMB, Diperdagkop Kabupaten Kampar Berpatokan Kesepakatan di Masa Bupati H.Aziz Zaenal
  • 6 2 Helikopter Dikerahkan, 10 Ha Karhutla di Rupat Berhasil Dipadamkan
  • 7 Spanduk Kecaman Terhadap PT.Ciliandra Bertabur, Saat Demo Anggota Koperasi Siabu

Ikuti Kami


Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

RuangRiau.com©2020 | All Right Reserved