Pilihan
Naturalisasi Plus-plus ala Ahmad Dhani: Timnas Masa Depan Dimulai dari Pelaminan?"

JAKARTA (RUANGRIAU.COM) – Biasanya, naturalisasi pemain sepak bola dilakukan agar tim nasional bisa langsung diperkuat oleh pemain berbakat. Tapi bagaimana kalau strateginya dibuat lebih jangka panjang—bahkan dimulai dari pelaminan? Inilah ide unik yang dilemparkan Ahmad Dhani dalam rapat Komisi X DPR RI.
Dalam rapat yang membahas pemberian status Warga Negara Indonesia (WNI) kepada tiga pemain keturunan Indonesia—Emil Audero Mulyadi, Dean Ruben James, dan Joey Mathijs Pelupessy—Dhani menyampaikan gagasan yang bisa dibilang anti-mainstream.
Alih-alih hanya menaturalisasi pemain yang masih aktif, ia mengusulkan agar Indonesia juga menaturalisasi pemain yang sudah berusia 40 tahun ke atas, terutama yang masih lajang atau berstatus duda. Namun, ada syarat tambahan: mereka harus menikah dengan perempuan Indonesia!
“Jadi pemain-pemain bola hebat yang sudah di atas 40 tahun kita naturalisasi, lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia. Nah, anaknya nanti bisa kita bina jadi pemain bola yang bagus juga,” ujar Dhani penuh keyakinan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2025).
Tak tanggung-tanggung, pentolan grup band Dewa 19 ini bahkan menyarankan agar program ini dimasukkan dalam anggaran tahun 2026. Jadi, nantinya bukan cuma tim pencari bakat yang bekerja, tapi mungkin juga tim pencari jodoh yang bertugas mencarikan pasangan bagi pemain senior yang siap dinaturalisasi.
Sementara negara lain sibuk mengembangkan akademi sepak bola untuk mencetak pemain muda berbakat, Dhani menawarkan metode yang lebih long-term: cetak pemain sejak lahir! Naturalisasi pemain? Itu biasa. Naturalisasi plus perjodohan? Ini baru revolusi!
Namun, terlepas dari ide unik ini, Dhani menegaskan bahwa dirinya adalah pendukung penuh program naturalisasi. Ia menyatakan bahwa sepak bola Indonesia perlu melakukan perubahan besar, termasuk dengan membuka pintu selebar-lebarnya bagi pemain berkualitas dari luar negeri.
“Saya itu orang yang sangat setuju naturalisasi, bahkan kalau perlu 50:50 pun tidak masalah. Ini bagian dari revolusi sepak bola, dan revolusi itu memang harus ekstrem,” tegas Dhani.
Ia juga menyarankan agar Indonesia lebih selektif dalam memilih pemain naturalisasi. Menurutnya, bukan hanya pemain dari Eropa yang layak dipertimbangkan, tetapi juga dari negara-negara seperti Arab, Maroko, atau Aljazair, yang dinilai memiliki bakat sepak bola unggulan.
“Banyak pemain jago-jago dari sana, kita naturalisasi saja. Carikan istri di sini, lalu anaknya kita bina. Itu pasti hasilnya lebih baik karena dia Indonesian born,” tambahnya.
Kalau ide ini benar-benar diwujudkan, bisa jadi timnas Indonesia masa depan lahir dari hasil perjodohan yang disponsori negara. Apakah ini strategi revolusioner atau justru konsep reality show berjudul "Jodoh untuk Timnas"? Yang jelas, kalau ini diterapkan, PSSI mungkin harus kerja sama dengan Disdukcapil, atau bahkan bikin divisi baru: Biro Jodoh PSSI.
Siap-siap, sepak bola Indonesia mungkin akan berubah—bukan hanya di lapangan, tapi juga di pelaminan! (*)
Berita Lainnya
Fraksi Golkar Dukung Naturalisasi, Karmila Sari: Jangan Abaikan Pemain Lokal
JAKARTA (RUANGRIAU.COM) – Fraksi Golkar DPR RI menyatakan dukungan penuh terha.
Dispora Pekanbaru Ajak Cabor Bina Atlet Muda, Dukung Prestasi Sejak Dini!
PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) – Pembinaan atlet sejak usia dini jadi kunci utama d.
Si Ikonik yang Makin Gila
LIVERPOOL (RUANGRIAU.COM)– Mohamed Salah kembali membuktikan dirinya sebagai s.
Como 1907: "Parma 90-an" yang Siap Mengguncang Serie A?
RUANGRIAU.COM - CLAUDIO Ranieri tak ragu menyebut Como 1907 sebagai ".
Dispora Mau Gelar Turnamen E-Sport, Tapi Anggarannya Masih Loading...
PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) – Kabar soal turnamen e-sport di Pekanbaru mulai ram.
PSPS, Kami Tak Pernah Pergi—Bersama Kita Bangkit
Sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah. Ia tentang harapan, kebanggaan, dan s.