• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Internasional
  • Ruang Bebas
  • Nasional
  • Politik
  • Hukrim
  • Sport
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • More
    • Tekno
    • Mom & Kids
    • Hiburan
    • Kesehatan
    • Travel
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
Pilihan
Aktivasi Siskamling, Bima Arya "Ronda" Bareng Wali Kota Bandung
Harga Beras Mulai Ada Penurunan di Banyak Daerah
Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Mendagri Tekankan Bantuan ke Masyarakat Harus Tepat Sasaran
Dinas Koperasi Kampar: 50 Persen Lahan Sawit yang Diserahkan PT Ciliandra ke Koperasi Siabu Tidak Layak
Ini Respon Kasat Lantas Polres Kampar, Terkait Keresahan Masyarakat Desa Siabu Terhadap Mobil Perusahaan Melebihi Tonase

  • Home
  • Mom & Kids

Mom Perlu Tahu Nih, Penyebab Depresi pada Masa Menyusui

Redaksi

Sabtu, 21 November 2020 17:26:49 WIB
Cetak
Mom Perlu Tahu Nih, Penyebab Depresi pada Masa Menyusui
Ilustrasi: Depresi pada ibu menyusui.

RUANGRIAU.COM - Proses menyusui menjadikan perubahan besar dalam hidup Mom. Sebab, Mom harus terikat selama 24 jam dengan bayi yang baru lahir untuk memberinya ASI.

Dibutuhkan persiapan mental dan fisik agar Mom tidak kelelahan serta jenuh.

Tidak dipungkiri bahwa menyusui menjadi momen yang menyenangkan sekaligus melelahkan untuk Mom. Minggu pertama setelah Mom melahirkan bisa dibilang itu adalah masa adaptasi Mom dengan si kecil.

Pada bayi baru lahir, biasanya harus diberi ASI setiap dua jam sekali, maka dari itu banyak Mom di luar sana yang setelah melahirkan justru stres saat harus memberi ASI kepada si kecil.

Jam tidur yang tidak teratur membuat Mom sering lelah dan merasa tertekan setiap kali si kecil menangis. Tidak jarang dari Mom juga ikut menangis ketika si kecil menangis karena kelaparan. Banyak Mom baru akhirnya menjadi baby blues karena belum siap dengan perubahan baru ini.

Dikutip dari artikel Romper, seperti dilansir dari haibunda.com, menurut The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA), sekitar 40-80 persen dari semua ibu baru mengalami "gangguan suasana hati ringan dan sementara" dengan 13-19 persen mengembangkan depresi pasca persalinan (PPD) ketika gejala berlangsung selama dua minggu.

Konsultan Laktasi Bersertifikat Dewan Internasional (IBCLC), Leigh Anne O'Connor, memberi tahu bahwa menyusui itu sendiri tidak menyebabkan depresi, tetapi pandangan masyarakat tentang hal itu dapat membuat Mom merasa lebih tertekan daripada yang memberi susu formula.

"Masalahnya adalah bahwa pemberian susu botol adalah norma budaya, kami melihat gambar bayi menyusu dari botol di media dan di kehidupan nyata," kata O'Connor.

"Tetapi gambaran tentang menyusui sering kali terlalu romantis. Menyusui jarang diajarkan, tetapi karena kita tahu betapa pentingnya, orang-orang disuruh melakukannya, tetapi dengan sedikit instruksi, maka para ibu menciptakan kembali roda itu berulang kali.” 

Bukan menyusui yang menyebabkan depresi, tapi mungkin saja Mom bisa depresi saat menyusui. Perkembangan penelitian mengenai pasca persalinan mencatat bahwa stigma terhadap pemberian susu formula dan tekanan untuk menyusui dapat memperburuk PPD. Serta dapat membuat Mom merasa sedih, putus asa, dan sedih tentang pilihan mereka. Kabar baiknya, anti-depresan aman digunakan saat menyusui.

Setelah melahirkan banyak perubahan hormonal yang terjadi, jika dibarengi dengan stres dan kecemasan menjadi seorang ibu baru, Mom dapat menemukan diri Mom dalam keadaan depresi. Tapi, fakta menyebutkan ternyata menyusui tidak membuat Mom deprsi lho. Jika menyangkut tentang tubuh Mom, menyusui sebenarnya menjauhkan Mom dari depresi. Stereotype masyarakat tentang menyusui tidak seperti apa yang dikatakan sains.

Dilansir The Conversation, Alia Heise, seorang konsultan laktasi menyebutkan saat wanita menyusui, kadar dopamin (hormon yang terkait dengan penghargaan) menurun untuk meningkatkan kadar prolaktin (hormon penghasil susu).

Heise menyarankan bahwa untuk beberapa wanita, dopamin turun secara berlebihan yang menyebabkan berbagai gejala, termasuk kecemasan, kemarahan, dan kebencian pada diri sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar dopamin yang rendah dapat menyebabkan suasana hati yang rendah dan respons emosional negatif lainnya, fakta tersebut menunjukkan bahwa mungkin itulah penyebab Mom merasa tertekan saat menyusui si kecil. (*)


[ Ikuti RuangRiau.com ]


RuangRiau.com

Berita Lainnya
+INDEKS
Mom & Kids

Mau Bayi Cepat Gemuk? Ini 10 Cemilan untuk Ibu Menyusui

Rabu, 14 Agustus 2024 - 09:13:41 WIB

PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) -Berat badan bayi selalu menjadi perhatian Mom. N.

Mom & Kids

Mom Mau Tahu Nggak, Kenapa Bayi Berhanti Menangis saat Digendong Sambil Berdiri?

Selasa, 06 Februari 2024 - 17:07:02 WIB

JAKARTA (RUANGRIAU.COM) - Mom mau tahu nggak, kenapa .

Mom & Kids

57 Persen Ibu di Indonesia Baby Blues, Teringgi di Asia

Senin, 29 Januari 2024 - 14:32:00 WIB

PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) - 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala .

Mom & Kids

Ingat ya Mom! PPDB SD dan SMP Negeri Dimulai Akhir Juni 2023

Selasa, 23 Mei 2023 - 09:09:57 WIB

PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) - Ingat ya Mom! Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) S.

Mom & Kids

Panduan Keluarga Nabi untuk Mengajarkan Anak Berpuasa dalam Islam

Jumat, 07 April 2023 - 13:10:26 WIB

RUANGRIAU.COM - Sebagai orang tua, penting bagi Bunda untuk menanamkan.

Mom & Kids

Hai Mom, Ini 8 Doa agar Cepat dan Lancar Melahirkan

Jumat, 07 April 2023 - 10:55:10 WIB

RUANGRIAU.COM - Fase melahirkan menjadi hal yang kerap membuat calon M.


Tulis Komentar
+INDEKS


Terkini
+INDEKS
PWI Pekanbaru Gelar Billiard Championship 2025, 64 Wartawan Siap Adu Skill
26 November 2025
Nelayan Rantau Kopar Keluhkan Eceng Gondok yang Menumpuk di Aliran Sungai Rokan
23 November 2025
FSP KEP-KSPSI Resmi Tercatat di Disnaker Rohil, Zulfan Effendi dkk Siap Bentuk PUK di 18 Kecamatan
22 November 2025
Menegangkan: Polres Rohil Diserang OTK
20 November 2025
FGD di Riau Bahas Perlindungan Tanah Ulayat untuk Masyarakat Hukum Adat
19 November 2025
Brimob Polda Riau Perkuat Koordinasi dengan DPKP Pekanbaru untuk Tingkatkan Respons Darurat
18 November 2025
Satpol PP Pekanbaru: Hari Ini Peringatan Terakhir, Besok Kami Tindak PKL
17 November 2025
Bupati, Wabup dan Sekda Kampar Tinjau Stand Bazar 21 Kecamatan pada MTQ Ke-54 Tahun 2025
08 November 2025
MTQ Ke-54 Kabupaten Kampar: Amalkan Nilai Al Qur’an dalam Kehidupan
08 November 2025
Dukungan Irwan Nasir Komut BRK Syariah Terus Menguat
08 November 2025
Terpopuler
+INDEKS
  • 1 Nelayan Rantau Kopar Keluhkan Eceng Gondok yang Menumpuk di Aliran Sungai Rokan
  • 2 FSP KEP-KSPSI Resmi Tercatat di Disnaker Rohil, Zulfan Effendi dkk Siap Bentuk PUK di 18 Kecamatan
  • 3 Menegangkan: Polres Rohil Diserang OTK
  • 4 Dukungan Irwan Nasir Komut BRK Syariah Terus Menguat
  • 5 Pemangkasan TKD Rp433 Miliar di 2026, Pemko Pekanbaru Optimalkan PAD
  • 6 Komitmen Pemko Pekanbaru Bangun Infrastruktur, 29 Ruas Jalan Dioverlay Jelang Akhir Tahun
  • 7 Swasembada Pangan, Bersama Polsek Rimba Melintang Pemkep Lenggadai Hulu Tanam Jagung Serentak Kuartal IV

Ikuti Kami


Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

RuangRiau.com©2020 | All Right Reserved